Minggu, 12 Februari 2023
berlangsung pertemuan antar Pendamping Orang Muda Katolik. Seksi Kepemudaan
Paroki diinisiasi oleh seksi Pelatihan dan Kaderisasi di bawah bidang
Pengembangan dan evaluasi.
Menjadi sangat penting dalam pendampingan
orang muda adalah kehadiran dan teladan iman para pendamping, maka para
pendamping ini juga perlu dipersiapkan dan didampingi, khususnya terkait peran dan tanggungjawab dalam
berelasi, serta cara mengkomunikasikan ajaran iman Katolik secara relevan dan
efektif.
Seorang pendamping kaum muda
memiliki peran mendasar yaitu menjadi anak Allah, bagaimana kita berelasi
dengan Allah sehingga apa yang dilakukan dapat menjadi saksi dari Rahmat, Cinta
dan Kerahiman Allah. Kemudian pendamping juga sebagai seorang katekis, dapat menyimpan
pengalaman hidup itu dan dibagikan kepada orang lain untuk bisa membawa orang
lain kepada pengalaman bersama Allah yang hidup. Lalu peranan terpenting adalah
sebagai pelayan relasi, hal ini tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa.
Pendamping harus berani masuk dalam kebudayaan(budaya), bahasa maupun kesukaan
anak muda agar dapat mengenalkan Kristus kepada orang muda sesuai dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh mereka.
Menjadi tantangan bersama dalam
melayani Orang Muda Katolik (OMK) yaitu karena kurangnya program yang efektif
untuk OMK, keterbatasan sumber daya, sebagian OMK merasa tidak ada yang
mendampingi dan yang utama karena sebagian OMK merasa tidak dilibatkan dan
diakomodasi dalam program-program gereja, dan masih banyak problematika di era
digital ini oleh karena itu pendamping juga diharapkan menjalin relasi melalui
doa. Doakan selalu orang muda yang didampingi. Pembinaan OMK tidak bisa hanya
berhenti pada kegiatan atau pembinaan sesekali. Perlu ada pendampingan yang
intensif melalui relasi yang dibangun secara berkala.
Pandemi bergeser menjadi endemi,
kegiatan-kegiatan akan dilakukan yang dimulai dari kunjungan Seksi Kepemudaan
ke wilayah-wilayah untuk silahturahmi, sharing untuk membangun
kebersamaan saling sinergi yang bermula dari OMK basis tingkat
lingkungan/wilayah hingga paroki menuju kesejahteraan bersama antara Orang
muda. Menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan sesuai dengan minat, bakat, serta
kegiatan yang menjadi ajang kreasi bersama antar OMK, demikian disampaikan oleh
Bung Faustinus Jordan selaku Ketua SIKEP Paroki Kranji - St. Mikael.
Menjadi seorang pendamping tidak
saja pendamping OMK namun sebagai orangtua harus dapat “mendengarkan,
tingkatkan komunikasi, serta terus pupuk militasi iman dalam Kristus yang terus
dibangun dan dipelihara dengan baik” juga pendamping/orangtua dapat memberikan
kesempatan kaum muda untuk bereksplorasi dalam kegiatan, bijak dalam
menggunakan media sosial, dan sebagai evaluasi buat survey orang muda
yang akan menjadi acuan berkegiatan berdasarkan hasil survey. Bahkan
kedepan Kursus Evanjelisasi Pribadi dapat melibatkan orang muda karena orang
muda juga memiliki peran diutus sebagai nabi (dalam KEP) yaitu mewartakan kabar
sukacita; ujar Romo Anselmus Selvus Wege, SVD.
Sosialisasi Peran Pendamping OMK
dapat terus dilakukan tidak saja sekali dalam pertemuan kali ini namun dapat
secara rutin 2 atau 3 bulan sekali dapat diadakan kembali dengan saling sharing
berbagi pengalaman yang kemudian bisa menimbulkan energy positif untuk
kegiatan-kegiatan OMK di masa mendatang yang dilakukan oleh gereja kita; ujar
Bapak Yustinus selaku Waka DP selain saran dan input dari para pendamping
diantaranya mengadakan career day, ajang
mencari jodoh, atau meningkatkan skil bagi kaum muda serta terus ajak kaum muda
terlibat dan berdinamika dalam organisasi yang berwadah Orang Muda Katolik.
Suasana diskusi dan sharing
pengalaman sangat mengalir, santai, dan singkat namun sangat membuka banyak
peluang-peluang yang dapat dilakukan oleh kaum muda dan para
pendamping/orangtua. Pertemuan di hadiri 10 wilayah dari 13 wilayah dengan 25
peserta (pendamping, korwil, DP, serta Romo). Orang Muda Katolik menjadi tombak bagi
kehidupan menggereja. Amin