Mengisi akhir pekan di rumah saja dengan kegiatan yang bermanfaat dan menambah wawasan adalah salah satu program kerja bidang organisasi dari WKRI Ranting Gregorius yang dikoordinir oleh Ibu Yuliana Ning Budirahayu, atau yang dikenal dengan Ibu Panggiyatno. Bincang-Bincang Santai diselenggarakan melalui link zoom ini dan mengusung sebuah tema yaitu “Tumbuh Bersama Organisasi”. Kegiatan diselenggarakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2022 mulai pukul 16.00 hingga selesai.
Hadir sebagai narasumber yaitu Ibu Ludwina Lucky Wibakti, M.Pd. Beliau merupakan seorang praktisi pendidikan. Selain itu, beliau juga sangat aktif dalam bebagai kegiatan organisasi, di antaranya adalah kegiatan organisasi dan pelayanan di paroki beliau berdomisili, Harapan Indah.
Bincang-bincang ini dihadiri sebanyak 35 peserta, yang terdiri dari ibu-ibu WKRI Ranting Gregorius dan umat Wilayah Gregorius lainnya. Bertindak sebagai moderator adalah Ibu Yohana Maria Suyanti, atau yang lebih akrab dikenal dengan Ibu Kun. Beliau sangat piawai dalam membawakan suasana bincang-bincang ini menjadi lebih hidup dan menarik.
Dalam pemaparannya, Ibu Lucky menjelaskan secara detail apa itu organisasi. Dalam organisasi, ada faktor-faktor yang saling mempengaruhi yaitu anggota organisasi itu sendiri, goal atau tujuan bersama yang ingin dicapai melalui kerjasama sebagai interaksi antar anggota kelompok dalam suatu hierarki atau struktur organisasi. Dalam perjalanannya, suatu organisasi bisa terlihat sebagai organisasi yang tumbuh dan berkembang sebagai organisasi sehat sebagaimana yang diharapkan atau justru sebagai organisasi tidak sehat. Mengindentifikasi dan mewaspadai sejak dini adanya gejala-gejala awal yang bisa mengarah pada bertumbuhnya organisasi tidak sehat adalah tugas dan tanggung jawab semua anggota organisasi, bukan semata-mata hanya tugas para leader atau pengurus. Adanya kemauan dan kemampuan dari para leader dan semua anggota organisasi untuk duduk bersama, bersikap secara dewasa dalam berpikir, bertindak dan mengesampingkan emosi masing-masing guna mencari pemecahan dari setiap permasalahan, ataupun gesekan-gesekan yang ada, adalah kunci untuk mencegah terbentuknya organisasi tidak sehat di mana tujuan bersama yang direncanakan tersebut tidak akan penah tercapai bahkan antar anggota pun hanya menyimpan rasa tidak puas dan tidak bahagia ketika berada di dalamnya. Inilah hal yang harus dihindari jika kita ingin organisasi kita tetap bisa berkembang secara signifikan dan berkesinambungan.
Sesuai dengan maksud acaranya yaitu ”Bincang-Bincang”, tentu saja dalam acara ini terjadi pembicaraan dua arah, di mana para peserta sangat aktif dalam berbagi pengalaman satu dengan yang lain atau pun terjadi diskusi tanya jawab yang sangat menarik. Dalam sharing tersebut dapat dilihat dan dimengerti bagaimana organisasi akan selalu mengalami tantangan sebagai bagian dari dinamika organisasi, yang kadang akan up and down atau mengalami pasang surut. Di sinilah pentingnya keberadaan para leader untuk “mau dan mampu” memimpin serta berperan aktif untuk membangkitkan kembali keadaan yang mulai lesu dengan cara pendekatan personal, menyapa dan merangkul anggotanya masing-masing. Menjadi seseorang yang siap hadir untuk mendengarkan keluh kesah bahkan ketika menghadapi anggota yang memiliki sikap baperan (highly sensitive person), peranan dan kehadiran seorang leader sangat dibutuhkan sekali agar anggota tersebut bisa kembali menjadi bagian dari keluarga, dan bukan semakin menjauh atau bahkan sampai keluar dari organisasi. Para leader juga diharapkan mampu menghadirkan hal-hal baru yang penuh dengan inovasi dan kreatifitas dalam mengembangkan organisasi. Menemukan orang yang mampu itu mungkin banyak tapi mencari orang yang mau adalah hal yang masih sulit, apalagi jika harus memimpin suatu organisasi seperti ada tertulis dalam Injil Lukas 10:2, yang berbunyi: ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” Secara nyata, inilah tantangan terbesar saat ini yang harus kita hadapi bersama, di mana kita semua masih merasa sulit untuk mengajak dan menemukan orang-orang, khususnya orang muda yang “mau” untuk terlibat dan kemudian masuk dalam suatu organisasi, apalagi jika organisasi tersebut adalah organisasi nonprofit atau organisasi sosial yang notabene membutuhkan sifat pelayanan dan pengabdian penuh di dalamnya.
Tantangan ini adalah nyata, tetapi bukan perkara yang harus dihindari atau bahkan dibiarkan begitu saja, melainkan harus dihadapi bersama dengan mencari cara dan solusi yang tepat. Menarik orang muda untuk mau terlibat tidak semata sebagai kebutuhan untuk mencari atau menambah anggota baru tetapi lebih pada sifat regenerasi ataupun kaderisasi bagi kesinambungan organisasi ke depannya agar tetap konsisten dalam eksistensi.
Menurut Ibu Lucky, salah satu cara menarik dan mengajak orang muda untuk mau terlibat dan masuk suatu organisasi adalah dengan menciptakan “Brand Ambassador” dari organisasi tersebut. Adanya “Brand Ambassador” dari orang-orang yang sudah ada dalam organisasi tersebut diharapkan mampu menjadi role model di organisasi itu, atau mungkin adanya kegiatan-kegiatan yang menjadi identitas dan ciri khusus organisasi tersebut sebagai daya tarik bersama yang akan mengarah untuk menimbulkan rasa keingintahuan yang besar pada organisasi yang ada. Berharap dari kata ”mau” dulu, pelan-pelan mungkin akan mulai terlibat dalam suatu kegiatan, lalu bersedia masuk ke dalam organisasi sebagai anggota dan kemudian secara intens berperan secara aktif. Perlahan belajar dan terbentuk sebagai leader yang mampu memimpin, sehingga terbentuklah kader yang “mau dan mampu”.
Tanpa terasa, acara pun telah berlangsung selama 2,5 jam. Bincang-bincang pun akhirnya ditutup dengan sebuah kesimpulan “Mau dan mampu menjadi Brand Ambassador dengan image yang baik”. Acara pun ditutup dengan doa penutup dan foto bersama. Semoga acara bincang-bincang ini dapat membuka dan menambah wawasan bagi semua anggota WKRI Ranting Gregorius maupun warga Wilayah Gregorius untuk tetap mencintai dan menjaga organisasinya, mau terlibat dan berperan aktif dalam berbagai kegiatan khususnya untuk kegiatan sosial dan pelayanan, guna mencapai goal atau tujuan bersama sebagaimana yang diharapkan. Dan yang tak kalah penting adalah timbulnya dan tumbuhnya generasi muda yang mau dan mampu terlibat dalam organisasi sebagai upaya regenerasi dan kaderisasi kaum muda di Wilayah Gregorius pada khususnya dan di Paroki St. Mikael serta lingkungan masyarakat pada umumnya. Berkah Dalem.
Penulis : Francisca Noviana Widyastuti